Benarkah Virus Corona Bakal Mati Bila Kita Berjemur Dibawah Sinar Matahari?
arayanaNews, Jakarta, 3 April 2020 - Benarkah Virus Corona Bakal Mati Bila Kita Berjemur Dibawah Sinar Matahari? Berikut penjelasan dr. Samuel Lucas Simon, Sp.KK.
Pertanyaan yang akhir-akhir ini kerap dilontarkan oleh sebagian masyarakat adalah: "Jam berapa sebaiknya jemuran dibawah sinar matahari.?"
Waduh emangnya harus tepat sampai jam-jam-nya ya?
Mengapa mendadak pada heboh dengan sinar matahari disaat wabah corona ini? Hal itu pasti lantaran banyaknya kabar beredar yang mengatakan bila sinar matahari bisa membunuh virus corona. Ya kan ya kan? Memangnya virus corona bakal mati bila kita berjemur dibawah sinar matahari? Jelas ini asumsi yang sesat.
Sinar matahari mempunyai efek positif dan efek negatif terhadap kulit manusia. Efek positifnya adalah antara lain bisa membantu membuat Vitamin D3 di kulit. Pembentukan Vitamin D di kulit tergantung pada lokasi, musim, polusi udara, ketinggian, garis lintang, pigmentasi dan juga penggunaan sunscreen.
Di negara-negara yang memiliki 4 musim, terbukti di musim panas kadar Vitamin D3 ditubuh meningkat dan menurun pada musim dingin.
Yang jadi masalah di Indonesia adalah tipe kulit kita yang berpigmen sehingga diperlukan waktu lebih lama terpapar sinar matahari untuk membentuk Vitamin D, bahkan bila memakai sunscreen maka hingga 95% sinar UVB akan terblokir. Berarti diperlukan waktu yang sangat lama guna mendapatkan kadar yang cukup untuk membentuk Vitamin D. Memang benar Vitamin D meningkatkan imunitas, sedangkan jam berapa sebaiknya berjemur dan berapa lama belum ada hasil penelitiannya.
Ternyata pada pemeriksaan kadar 25 OH D yang merupakan metabolit aktif dari Vitamin D di darah, banyak ditemukan kadar dibawah normal. Sudah banyak laporan-laporan kegunaan suplemen Vitamin D3 untuk meningkatkan kadar 25 OH D di dalam darah.
Daripada jemur-jemuran dibawah sinar matahari seperti bule-bule di pantai, ya akan jauh lebih efektif melakukan olahraga dibawah sinar matahari tanpa menentukan jam berapa yang terbaik dengan harapan bisa meningkatkan kadar 25 OH D di dalam darah. Karena Vitamin D3 sangat diperlukan guna meningkatkan imunitas, disarankan melakukan olahraga pada pagi hari. Akan tetapi sebelumnya diajurkan cek laboratorium kadar 25 OH D di dalam darah, bila kurang maka usahakan minum suplemen Vitamin D3 setiap hari selama dua bulan, kemudian cek ulang apakah sudah mencapai kadar yang cukup, bila belum maka dosis suplemen perlu ditingkatkan.
Intinya jangan berlebihan berjemur karena paparan sinar matahari kronis terutama diatas jam 10 dapat membuat kulit keriput, flek, tanda-tanda penuaan dini lainnya serta kanker kulit. Keluhan-keluhan tersebut lebih jelas tampak pada orang berkulit putih.
Dengan adanya pandemi wabah virus corona ini, sudah selayaknya kita berpola hidup sehat, dengan melakukan olahraga rutin, perbanyak mengkonsumsi sayuran dan juga buah-buahan serta istirahat yang cukup. Jangan stress dan panik karena kedua hal itu hanya akan menurunkan imunitas.
Semoga bermanfaat. Salam Sehat Indonesia.
dr. Samuel Lucas Simon, Sp.KK
dokterkulitku.com
Pertanyaan yang akhir-akhir ini kerap dilontarkan oleh sebagian masyarakat adalah: "Jam berapa sebaiknya jemuran dibawah sinar matahari.?"
Waduh emangnya harus tepat sampai jam-jam-nya ya?
Mengapa mendadak pada heboh dengan sinar matahari disaat wabah corona ini? Hal itu pasti lantaran banyaknya kabar beredar yang mengatakan bila sinar matahari bisa membunuh virus corona. Ya kan ya kan? Memangnya virus corona bakal mati bila kita berjemur dibawah sinar matahari? Jelas ini asumsi yang sesat.
Sinar matahari mempunyai efek positif dan efek negatif terhadap kulit manusia. Efek positifnya adalah antara lain bisa membantu membuat Vitamin D3 di kulit. Pembentukan Vitamin D di kulit tergantung pada lokasi, musim, polusi udara, ketinggian, garis lintang, pigmentasi dan juga penggunaan sunscreen.
Di negara-negara yang memiliki 4 musim, terbukti di musim panas kadar Vitamin D3 ditubuh meningkat dan menurun pada musim dingin.
Yang jadi masalah di Indonesia adalah tipe kulit kita yang berpigmen sehingga diperlukan waktu lebih lama terpapar sinar matahari untuk membentuk Vitamin D, bahkan bila memakai sunscreen maka hingga 95% sinar UVB akan terblokir. Berarti diperlukan waktu yang sangat lama guna mendapatkan kadar yang cukup untuk membentuk Vitamin D. Memang benar Vitamin D meningkatkan imunitas, sedangkan jam berapa sebaiknya berjemur dan berapa lama belum ada hasil penelitiannya.
Ternyata pada pemeriksaan kadar 25 OH D yang merupakan metabolit aktif dari Vitamin D di darah, banyak ditemukan kadar dibawah normal. Sudah banyak laporan-laporan kegunaan suplemen Vitamin D3 untuk meningkatkan kadar 25 OH D di dalam darah.
Daripada jemur-jemuran dibawah sinar matahari seperti bule-bule di pantai, ya akan jauh lebih efektif melakukan olahraga dibawah sinar matahari tanpa menentukan jam berapa yang terbaik dengan harapan bisa meningkatkan kadar 25 OH D di dalam darah. Karena Vitamin D3 sangat diperlukan guna meningkatkan imunitas, disarankan melakukan olahraga pada pagi hari. Akan tetapi sebelumnya diajurkan cek laboratorium kadar 25 OH D di dalam darah, bila kurang maka usahakan minum suplemen Vitamin D3 setiap hari selama dua bulan, kemudian cek ulang apakah sudah mencapai kadar yang cukup, bila belum maka dosis suplemen perlu ditingkatkan.
Intinya jangan berlebihan berjemur karena paparan sinar matahari kronis terutama diatas jam 10 dapat membuat kulit keriput, flek, tanda-tanda penuaan dini lainnya serta kanker kulit. Keluhan-keluhan tersebut lebih jelas tampak pada orang berkulit putih.
Dengan adanya pandemi wabah virus corona ini, sudah selayaknya kita berpola hidup sehat, dengan melakukan olahraga rutin, perbanyak mengkonsumsi sayuran dan juga buah-buahan serta istirahat yang cukup. Jangan stress dan panik karena kedua hal itu hanya akan menurunkan imunitas.
Semoga bermanfaat. Salam Sehat Indonesia.
dr. Samuel Lucas Simon, Sp.KK
dokterkulitku.com
Jessy Rompies Juara Turnamen Tenis Profesional di Amerika Serikat
Baca juga Jadwal Turnamen dan Info Tenis Terkini lainnya
Tak ingin ketinggalan update berita tenis terkini? Follow instagram kami @ayotenis
dr. Samuel Lucas Simon, Sp.KK |
Tak ingin ketinggalan update berita tenis terkini? Follow instagram kami @ayotenis