Ibu Kota Kembali Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Nasional Tenis Yunior
arayanaNews, Jakarta, 24 Januari 2020 - Setelah sukses terselenggara di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Kejuaraan nasional (kejurnas) tenis yunior berlabel "RemajaTenis" akan digelar di Jakarta, mulai tanggal 24 s/d 26 Januari 2020.
Turnamen bertajuk RemajaTenis Jakarta-84 akan bergulir di lapangan tenis Marinir Cilandak Jakarta. 80 atlet tenis yunior dipastikan siap berlaga mengikuti ajang tersebut. Mereka akan saling bersaing menunjukkan aksi terbaik di beberapa kelompok umur (KU), yaitu KU 8 tahun, KU 10 tahun, KU, 12 tahun, KU 14 tahun, KU 16 tahun dan KU 18 tahun.
August Ferry Raturandang selaku promotor kejurnas ini menjelaskan bahwa kejuaraan tenis merupakan kebutuhan atlet sehingga RemajaTenis yang termasuk salah satu program grass-root development atau pembinaan usia dini yang juga merupakan program Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI), secara kontinu digelar di Jakarta bahkan di daerah-daerah lainnya.
Kendala penyelenggara turnamen tenis di Jakarta saat ini adalah kurangnya jumlah lapangan tenis yang layak semenjak hilangnya Pusat Tenis Kemayoran dengan 20 lapangannya dan GBK dengan 16 lapangannya.
Sudah semestinya semua pihak memikirkan lapangan pengganti bila ingin prestasi tenis kembali ke era 10-20 tahun silam.
"Populasi tenis terus bertambah jika dilihat dari pesertanya yang muncul muka-muka baru" kata August Ferry Raturandang yang juga merupakan salah satu pelaku tenis di Indonesia yang sejak 2013 aktif memperrkenalkan turnamen RemajaTenis yang berkonsep low cost tournament.
Idea menggelar kejuaraan tenis yunior adalah berdasarkan pengalaman pribadinya. Mengenal tenis semasa muda di Singaraja Bali pada tahun 1953-1955 . Kala itu kejurnas tenis yunior masih sangat sedikit yaitu hanya di Malang, Jawa Timur. Akibatnya hanya bisa ikut bertanding sekali setahun. Tentu sulit untuk berprestasi. Oleh karena itu keinginannya menyelenggarakan kejuaraan tenis yunior tak terbendung lagi. Setiap bulan setidaknya dua kejuaraan tenis diselenggarakannya.
Dituturkannya pula bahwa potensi tenis di daerah cukup besar namun minimnya kejuaraan tenis menjadi salah satu kendala sulitnya mereka berprestasi. (arayana)
Salah satu peserta turnamen RemajaTenis |
August Ferry Raturandang selaku promotor kejurnas ini menjelaskan bahwa kejuaraan tenis merupakan kebutuhan atlet sehingga RemajaTenis yang termasuk salah satu program grass-root development atau pembinaan usia dini yang juga merupakan program Pengurus Pusat (PP) Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PELTI), secara kontinu digelar di Jakarta bahkan di daerah-daerah lainnya.
Kendala penyelenggara turnamen tenis di Jakarta saat ini adalah kurangnya jumlah lapangan tenis yang layak semenjak hilangnya Pusat Tenis Kemayoran dengan 20 lapangannya dan GBK dengan 16 lapangannya.
Sudah semestinya semua pihak memikirkan lapangan pengganti bila ingin prestasi tenis kembali ke era 10-20 tahun silam.
"Populasi tenis terus bertambah jika dilihat dari pesertanya yang muncul muka-muka baru" kata August Ferry Raturandang yang juga merupakan salah satu pelaku tenis di Indonesia yang sejak 2013 aktif memperrkenalkan turnamen RemajaTenis yang berkonsep low cost tournament.
Idea menggelar kejuaraan tenis yunior adalah berdasarkan pengalaman pribadinya. Mengenal tenis semasa muda di Singaraja Bali pada tahun 1953-1955 . Kala itu kejurnas tenis yunior masih sangat sedikit yaitu hanya di Malang, Jawa Timur. Akibatnya hanya bisa ikut bertanding sekali setahun. Tentu sulit untuk berprestasi. Oleh karena itu keinginannya menyelenggarakan kejuaraan tenis yunior tak terbendung lagi. Setiap bulan setidaknya dua kejuaraan tenis diselenggarakannya.
Dituturkannya pula bahwa potensi tenis di daerah cukup besar namun minimnya kejuaraan tenis menjadi salah satu kendala sulitnya mereka berprestasi. (arayana)