Sekilas Sejarah PERSAMI
Ditengah ramainya perbincangan pro dan kontra penyelenggaraan turnamen tenis tujuh harian dan tiga harian, kami mencoba menggali informasi terkait latar belakang dan sekilas catatan penyelenggaraan turnamen tenis di Indonesia.
Apa sebenarnya maksud dan tujuan serta latar belakang diadakannya turnamen tiga harian? Beginilah penuturan August Ferry Raturandang atau yang sering dikenal dengan AFR..
August Ferry Raturandang Dan Supardi (pengurus PELTI Ngawi) foto doc AFR |
Pada era ketua pengda PELTI DKI Jakarta Martina Widjaja di perkenalkanlah program pertandingan Sabtu Minggu di pusat tenis Kemayoran. Yang memiliki ide untuk memberi nama PERSAMI adalah Kol AL (purn) Suprawito (duduk dalam kepengurusan Pengda).
Tahun pertama dibentuk Panitia Pelaksana (Panpel) yang mendapat dana dari pengda. Akan tetapi pada tahun yang kedua, Pengda tidak lagi menyalurkan dana untuk panpel. Maka selanjutnya, pelaksanaan Persami diambil alih oleh AFR dan digelar setiap
bulan di Kemayoran.
Kala itu konsepnya adalah Minggu pertama untuk Kelompok Umur (KU) 10 Tahun dan 14 tahun sehingga atlet 12 tahu bisa ikut di KU14. Kemudian minggu ke 2 untuk KU 12 dan 16 sehingga atlet 10 tahun dan 14
tahun bisa ikut. Artinya dalam sebulan setiap atlet bisa ikut 4 kali. Tetapi bila diadakan setiap minggu maka waktu AFR untuk keluarga tidak ada lagi. Jadi dibuat setiap bulan sekali.
Kemudian tahun 2000 AFR masuk dalam kepengurusan PB PELTI era Tanri Abeng, maka program Persami masuk program
bidang pengembangan ( bukan bidang pertandingan). Itu sekilas dulu karena masih disiapkan sejarah Persami. Untuk merangsang daerah maka diberikan poin Persami yang masuk perhitungan PNP. (bersambung ke bagian 2)
Baca Juga: